Homosistein ada hubungannya dengan penyakit jiwa
Kalbe.co.id - Seiring dengan bertambahnya usia, kadar homosistein dapat meningkat secara progresif. Seruan juga pernah dilakukan oleh sebuah Lembaga The Framingam Offspring Study bahwa pentingnya fortifikasi asam folat untuk menurunkan angka prevalensi dari rendahnya status asam folat, dimana angka prevalensi rendahnya asam folat sangat tinggi yaitu lebih dari 90% dan memberikan pengaruh terhadap terjadinya hiperhomosisteinemia ringan. Dampak dari peningkatan homosistein di dalam darah merupakan faktor resiko independen terjadinya penyakit aterosklerosis yang menyerang otak, jantung dan pembuluh darah perifer. Dari penelitian ...
yang akhir-akhir ini dipublikasi berhubungan juga dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien lansia.
Di bidang penyakit jiwa, telah dibuktikan bahwa adanya hubungan antara penururnan fungsi kognitif pada pasien skizofrenia dengan tingginya kadar homosistein dalam darah, bahkan dari hasil sebuah penelitian kecil yang baru-baru ini dipublikasi di dalam Journal of Clinical Psychiatry 2008, edisi terbaru memuat adanya hubungan penurunan fungsi kognitif pada pasien dengan gangguan bipolar dengan peningkatan kadar homosistein.
Pasien gangguan bipolar yang ikut dalam penelitian tersebut, diamati dari tahun 2002 hingga 2006, yang mana pasien yang ikut serta sebelumnya dinilai dengan skala dari HRS (Hamilton Rating Scale for Depression, dimana skoringnya adalah <= 5 dan juga dinilai dengan skala untuk penilaian gejala mania dengan skor YMRS (Young Mania Rating Scale, dimana skoringnya <= 5), semuanya dilihat fungsi kognitifnya yang mengacu dengan criteria DSM IV untuk gangguan bipolar.
yang akhir-akhir ini dipublikasi berhubungan juga dengan penurunan fungsi kognitif pada pasien lansia.
Di bidang penyakit jiwa, telah dibuktikan bahwa adanya hubungan antara penururnan fungsi kognitif pada pasien skizofrenia dengan tingginya kadar homosistein dalam darah, bahkan dari hasil sebuah penelitian kecil yang baru-baru ini dipublikasi di dalam Journal of Clinical Psychiatry 2008, edisi terbaru memuat adanya hubungan penurunan fungsi kognitif pada pasien dengan gangguan bipolar dengan peningkatan kadar homosistein.
Pasien gangguan bipolar yang ikut dalam penelitian tersebut, diamati dari tahun 2002 hingga 2006, yang mana pasien yang ikut serta sebelumnya dinilai dengan skala dari HRS (Hamilton Rating Scale for Depression, dimana skoringnya adalah <= 5 dan juga dinilai dengan skala untuk penilaian gejala mania dengan skor YMRS (Young Mania Rating Scale, dimana skoringnya <= 5), semuanya dilihat fungsi kognitifnya yang mengacu dengan criteria DSM IV untuk gangguan bipolar.